Semburat merah yang melintas membentuk garis-garis indah di cakrawala. Perpaduan warna merah, kuning dan biru menjadikan bias-bias indah langit diatas sana. Itulah senja. Dan senja yang paling indah adalah disini, di bukit biru. Nama bukit biru bukan karena bukit ini berwana biru namun di bukit ini terdapat sebuah bangunan besar nan megah tinggalan belanda yang bercat warna biru.
Category Archives: Cerpen (Fikmin)
SISA CINTA DI UJUNG PERPISAHAN
“Mas, kita udahan aja”
Tanpa basa-basi apapun, kata-kata mengerikan itu kembali keluar dari mulutku. Selama perjalanan pulang hanya ini yang ku pikirkan. Aku benar-benar ingin mengakhirinya.
MENDEKAP RINDU
Ketika rindu ini begitu menghujam. Apalah dayaku yang hanya mampu berucap lirih ‘aku rindu, sangat merindukamu’ sendiri, di dalam kesunyianku. Hanyalah sekelebat kenangan samar-samar yang mucul sebagai wakil dari hadirmu. Anehnya itu malah semakin membuatku gila akan sosokmu. Sudah lama memang, namun entah kenapa rasa itu masih saja menyesak, bergelung di kedalaman hati. Seakan ia tersesat di sebuah labirin gelap dan tak pernah menemukan jalannya kembali.
HEARTSTRINGS
Kupikir itu akan jadi kali terakhir aku pergi darimu, menjauh, menghilang dari kehidupanmu. Ternyata tidak, karena semua itu malah semakin membuatku tak ingin melepaskanmu. Kau seperti magnet yang dengan kekuatanmu mampu menarikku jauh lebih dekat dengan dirimu. Kau seperti menjadi sebuah pengecualian bagiku.
Mas Rengga
“Kamu sudah banyak berubah dek”
Entah apa yang ada didalam pikiranmu ketika melihatku mas, sehingga kalimat itu yang muncul di pertemuan pertama kita disini. Kau bahkan mengabaikan tata cara bagaimana berbasa-basi dua orang yang baru bertemu. Sepertinya kabarku tidak lebih penting dari perubahanku, bagimu.
“Ah tidak juga mas, tidak ada yang berubah dariku”